Potret Sejarah dari “Perkoempoelan Arrabitatoel Alawijah” hingga Organisasi Rabithah Alawiyah

Organisasi Rabithah Alawiyah, yang dalam pembentukan awalnya bernama “Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah”, mengirimkan surat permintaan pengesahan bertanggal 8 Maret 1928 dan ditanda tangani oleh Sayid Muhamad bin Abdulrahman bin Syahab dan Sayid Achmad bin Abdullah Assagaf, masing-masing sebagai ketua dan sekretaris. Surat ditujukan kepada Tuan Besar Hindia Nederland, G.R. Erdbrink yang kemudian mengeluarkan jawaban mengakui bahwa “perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah” sebagai perkumpulan legal (rechtspersoon) pada tanggal 27 Desember 1928 yang dikeluarkan di Bogor. (lihat Statuten Perhimpunan Arrabitatoel-Alawijah di Betawi).

Tujuan awal dari perkumpulan ini, seperti tertera di Statuten, adalah untuk berusaha memajukan bangsa Arab Hadrami secara jasmani dan ruhani, menguatkan tali persaudaraan antara golongan sayyid dan orang Arab Hadrami lainnya, mendidik anak piatu, menolong janda-janda dan orang yang tidak mampu bekerja dan fakir miskin, memelihara keturunan Sayyid dan setiap sesuatu yang berkaitan dengannya, melaksanakan dmenyebarkan pengajaran agama Islam dan bahasa Arab dan ilmu lainnya. Dan dari tujuannya adalah membangun hubungan dengan tanah asal Hadramaut dan penduduknya demi keamanan dan kemakmurannya. (Statuten Pasal 3).

Untuk merealisasikan tujuan-tujuan tersebut, perkumpulan  ini bercita-cita membangun sekolah-sekolah, meskipun diketahui bahwa golongan Sayyid waktu itu telah mempunyai sekolah, yaitu Jamiat Kheir, yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka tidak melihat adanya kontradiksi dalam membangun sekolah-sekolah lainnya, entah dengan nama yang sama atau dengan menggunakan nama lain, meskipun masih dalam wacana. (Statuten Pasal 4).

Kabar pendirian perkumpulan ini menyebar hingga sampai ke Hadramaut, dan mendapatkan respon yang sangat baik di sana sebagaimana dimuat di koran Hadramaut edisi 131 tanggal 23 Jumada Al-Akhirah 1346 H bertetapan dengan 17 Desember 1927 M. Yang mana tanggal ini juga menunjukan bahwa pembentukan perkumpulan Arrabitatoel-Alawijah dilakukan sebelum tahun 1928, dan baru mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 27 Desember 1928, dan setelah pembuatan akte pada tanggal 16 Januari 1928 M. di depan wakil notaris A.H. van Ophuijsen.

Susunan pengurus pertama perkumpulan ini, sebagaimana dimuat di majalah “Ar-Rabithah” edisi Perdana bulan Sya’ban 1346 H Tahun Pertama yang ditulis sendiri oleh sekretaris Rabithah Alawiyah waktu itu yaitu Syd. Ahmad Abdullah Assagaf, adalah sebagai berikut:

  1. Muhammad Abdurrahman bin Syihab Ketua Satu
  2. Syd Abubakar Abdullah Alatas Wakil Ketua Satu
  3. Abdullah Ali Alaydrus Wakil Ketua Dua
  4. Abubakar Muhammad Alhabsyi Bendahara Satu
  5. Idrus Ahmad bin Syihab Bendahara dua
  6. Ahmad Abdullah Assagaf Sekretaris
  7. Ali Abdurrahman Alhabsyi Pengawas
  8. Alwi Muhammad Alhaddad Pengawas
  9. Alwi thahir Alhaddad Pengawas
  10. Umar Abdullah Zahir Pengawas
  11. Salim Ahmad Bawazir Pengawas
  12. Abdullah Abubakar Alhabsyi Pengawas

Setelah pembentukan perkumpulan Arrabitatoel-Alawijah, pengurus kemudian membentuk enam cabang di tahun 1928. Berikut adalah cabang-cabang tersebut yang telah berdiri di tahun 1928: Surabaya, Bondowoso, Solo, Gresik, Semarang dan Pekalongan. Sementara itu, selain cabang-cabang, juga terdapat perwakilan-perwakilan dari berbagai daerah lainnya yang ada di tahun tersebut: Probolinggo, Cianjur, Sukaraja, Tulung Agung, Bangil, Ende, Tegal, Jombang, Jember, Makassar, Mojosari, Lumajang, Malang, Sumenep dan Banyuwangi.

Perlu menjadi catatan khusus bahwa cabang-cabang Rabithah dan perwakilannya di atas menyebar di daerah-daerah berbeda di jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda atau kurang lebih 17 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia, sebagaimana dituliskan dari sumber primer DPP Rabithah Alawiyah yang dikutip oleh sekretaris Rabithah waktu itu dan dimuat di majalah Rabithah edisi pertama. Selain cabang dan perwakilan saat pendirian, di waktu-waktu berikutnya permintaan pembentukan cabang-cabang terus bertambah, sebagaimana dituliskan oleh Syd. Ahmad Abdullah Assagaf di majalah Rabithah edisi bulan Dzul Qi’dah 1347 H., dimana dituliskan dalam bentuk pengumuman di halaman kedua majalah tersebut telah ditetapkan Muktamar Nasional (lit. al-Ijtimaa’ al-‘Umuumi) yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Rabiul Awal 1348 H yang bertepatan dengan 24 Agustus 1929 M.

Majalah Rabithah (lit. ar-Rabithah) ini merupakan media komunikasi utama antara perkumpulan dan cabang-cabangnya serta komunitas Alawiyyin secara umum pada jamannya. Adapun isi dari majalah tersebut memuat topik yang cukup variatif, dari tafsir Quran (oleh Hb. Alwi bin Thohir Alhaddad dimulai dari QS. Al-Waqi’ah, di setiap edisi bermula di majalah bagian 3 jilid 2 edisi bulan Dzul Hijjah tahun 1347 H.), Muhadharah Hb. Alwi bin Thohir Alhaddad, tarikh salaf dan Hadramaut, topik tentang signifikansi fiqih dan tashawwuf, keterang tentang kegiatan cabang-cabang Rabithah, surat dan artikel dari Hadramaut, khutbah, syair, soal jawab, nasehat, motivasi, reklame, dan lainnya.

Kita dapatkan bahwa Syd. Ahmad Abdullah Assagaf adalah satu-satunya anggota Rabithah yang tertera namanya di majalah tersebut dan disebut sebagai pendirinya, selain itu beliau juga satu-satunya yang menulis di majalah Rabithah, selain surat-surat dan artikel-artikel dari pembaca.

 

Di dalam majalah tersebut di atas, dikabarkan pula tentang pemilihan pengurus Rabithah Cabang Betawi, yang mana terpilih melalui voting:

  1. Yahya Ustman bin Yahya Ketua I
  2. Muhammad Abubakar Alatas Ketua II
  3. Abdurrahman Abubakar bin Syihab Bendahara
  4. Abdurrahman Saggaf Assagaf Sekretaris I
  5. Muh. Kazhim Ali bin Syihab Sekretaris II
  6. Hasyim Muhammad Alhabsyi Mustasyar
  7. Abdullah Idrus bin Syihab Mustasyar
  8. Muhammad Husein Alhabsyi Mustasyar
  9. Saleh Abdusshamad Bawazir Mustasyar
  10. Ali Ja’far Assagaf Mustasyar
  11. Idrus Saleh Alatas Mustasyar
  12. Umar Muhdhor Alhabsyi Mustasyar
  13. Husein Saleh Alhabsyi Mustasyar
  14. Abdullah Muhammad Alatas Mustasyar
  15. Muhammad Hasan Aljufri Mustasyar
  16. Saleh Abdullah Affandi Mustasyar
  17. Husein Ahmad bin Sumaith Mustasyar

Muktamar Nasional I Rabithah Alawiyah dilaksanakan pada tanggal 10 Rabiul Tsani tahun 1348 H. yang bertepatan dengan 15 September 1929 M. sampai tanggal 17 Rabiul Tsani 1348 H. yang bertepatan dengan 22 September 1929 M. di markas Rabithah di jalan Karet No. 44 Tanah Abang. (lihat majalah Rabithah bagian 4 jilid 2 edisi bulan Muharam 1348 H.).

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Perkoempoelan Arrabitatoel Alawijah mengalami penyesuaian ejaan menjadi Organisasi Masyarakat Rabithah Alawiyah hingga kini.